“Saya ini hanyalah tukang sampah.” Begitulah kaimat
pertama yang diucapkan seorang lelaki sederhana yang akrab dipanggil Mbah Musai
ini. Saat ini memang beliau memilih untuk mengabdikan diri menjadi pengangkut
sampah di lingkungan perumahan. Namun siapa sangka sosok sepuh yang lahir pada tanggal 1 januari 1927 di Ndasuk, Sumenep,
Jatim ini adalah seorang pejuang kemerdekaan yang turut terlibat aktif dalam
merebut kemerdekaan Indonesia.
Mbah Musai mulai tinggal di Perumahan Sedayu Permai
pada tahun 1959, tepatnya di blok C/97. Kata beliau dulu perumahan ini
merupakan perumahan hanya khusus pejuang bangsa Indonesia.
Beliau ditugaskan oleh pemerintah untuk mengabdi di
daerah, yaitu Denpasar, Bali. Setelah di sana sudah aman, beliau dan teman
seperjuangnya diberikan rumah. Hal yang tidak pernah dilupakan oleh beliau
adalah pada saat beliau dan teman sepejuangnya menyaksikan perobekan bendera
belanda yang berwarna biru, di hotel Yamato, Surabaya, yang pada saat itu
dipimpin oleh Bung Tomo. Selain itu beliau juga mendapatkan kesempatan
berbincang dengan Bung Karno.
Kesan dan pesan dari Beliau untuk warga perumahan, dan
rakyat Indonesia adalah harus mencintai bangsa Indonesia, menghargai/meneladani
sikap-sikap Pahlawan Indonesia, dan segala sesuatu yang terjadi kita harus
ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai warga block C kita harus
menghormatinya, karena beliau telah berjuang merebut kemerdekaan Indonesia dari
tangan penjajah. MERDEKA!!!!!!!!!!!!!!

itu ditambahin lahir pada tgl 1 Januari 1927.dst
BalasHapussemangat mbah musai,...
BalasHapus