Kamis, 28 Februari 2013

Mbah Musai, Rekam Jejak Kemerdekaan Indonesia

“Saya ini hanyalah tukang sampah.” Begitulah kaimat pertama yang diucapkan seorang lelaki sederhana yang akrab dipanggil Mbah Musai ini. Saat ini memang beliau memilih untuk mengabdikan diri menjadi pengangkut sampah di lingkungan perumahan. Namun siapa sangka sosok sepuh yang lahir pada tanggal 1 januari 1927 di Ndasuk, Sumenep, Jatim ini adalah seorang pejuang kemerdekaan yang turut terlibat aktif dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
Mbah Musai mulai tinggal di Perumahan Sedayu Permai pada tahun 1959, tepatnya di blok C/97. Kata beliau dulu perumahan ini merupakan perumahan hanya khusus pejuang bangsa Indonesia.
Beliau ditugaskan oleh pemerintah untuk mengabdi di daerah, yaitu Denpasar, Bali. Setelah di sana sudah aman, beliau dan teman seperjuangnya diberikan rumah. Hal yang tidak pernah dilupakan oleh beliau adalah pada saat beliau dan teman sepejuangnya menyaksikan perobekan bendera belanda yang berwarna biru, di hotel Yamato, Surabaya, yang pada saat itu dipimpin oleh Bung Tomo. Selain itu beliau juga mendapatkan kesempatan berbincang dengan Bung Karno.
Kesan dan pesan dari Beliau untuk warga perumahan, dan rakyat Indonesia adalah harus mencintai bangsa Indonesia, menghargai/meneladani sikap-sikap Pahlawan Indonesia, dan segala sesuatu yang terjadi kita harus ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai warga block C kita harus menghormatinya, karena beliau telah berjuang merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. MERDEKA!!!!!!!!!!!!!!  

2 komentar:

Entri Populer